Mengawali tahun baru 2014, Indonesia kembali berduka. Cobaan
bencana datang di ibu kota Sulawesi Utara, kota Manado dan sekitarnya. Banjir
bandang dan tanah longsor akibat hujan deras yang mengguyur kota tersebut tidak
diprediksi sebelumnya. Menurut tim SAR Manado, banjir yang merendam ratusan
rumah ini merupakan yang terbesar dalam dua atau tiga tahun terakhir. Sumber berita Tempo Indonesia menyebutkan berdasarkan rilis yang diperoleh dari Badan
Penanggulangan Bencana Daerah Kota Manado, ada lima orang meninggal di Kota
Manado dan ratusan ribu orang yang masih berada di tempat pengungsian, bahkan terdapat
setidaknya 20 rumah yang hilang diterjang banjir.
“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena
perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari
(akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar, taubat)”
QS. Ar Ruum: 41
Pada momen
seperti ini kita kembali diingatkan untuk bertaubat, mengoreksi diri apakah semua
musibah ini justru datang dari kebiasaan buruk atau perbuatan tidak baik yang
kita lakukan sendiri? Di saat inilah juga sesama manusia digerakkan untuk
saling membantu-menolong mereka yang membutuhkan. Sigma 19 tak tinggal diam
meski bencana banjir itu terjadi di ratusan kilo jauhnya dari tempat tinggal
kita. Sejauh tangan masih mampu memberi, maka kita tetap berbagi. Melalui salah
satu rekan dari Teknik Kelautan 2008, Wawan Setyawan, kami menitipkan sumbangan
untuk para pengungsi korban banjir. Total sumbangan untuk bencana banjir
bandang di Manado senilai Rp 1.250.000,-. Sedangkan sisa Rp 1.250.000,- disumbangkan
lagi pada korban bencana erupsi Sinabung yang pernah kami sampaikan juga di
periode sebelumnya, baca di sini.
Semoga semua
korban bencana di manapun mereka senantiasa diberi kekuatan dan kesabaran dalam
melewati cobaan ini.